klo pakai non autoads, kode ini pasti ada di tiap kode ads, yang fungsinya ngeload tiap iklan
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
tapi best practice nya, tiap kode ad itu untuk ngelihat performa posisi iklan,
misal kode ads berbeda untuk header, footer, widget, setelah judul artikel, dll.
nanti di report bakal kelihatan posisi mana yang paling sering dapet klik, mana yang g pernah/jarang diklik.
Nanti bisa dioptimasi, misal menghapus posisi iklan yg jarang diklik, biar speednya nambah dikit
Setahu saya bakal sama saja karena script eksternal dengan URL yang sama, meski di-load berulang2 tidak akan memberatkan. Mirip2 dengan ketika kita pakai resource hint preload atau HTPP/2 server push. Bahasa sederhananya, browser sudah cukup pintar untuk tidak melakukan download ulang external asset yang sama.
Namun begitu, demi kerapian saya pakai script utama Adsense-nya (
Nyimak
ini tanya? auto ads apa manual ads loh
Sama saja, makin banyak iklan makin berat
sama
klo pakai non autoads, kode ini pasti ada di tiap kode ads, yang fungsinya ngeload tiap iklan
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
tapi best practice nya, tiap kode ad itu untuk ngelihat performa posisi iklan,
misal kode ads berbeda untuk header, footer, widget, setelah judul artikel, dll.
nanti di report bakal kelihatan posisi mana yang paling sering dapet klik, mana yang g pernah/jarang diklik.
Nanti bisa dioptimasi, misal menghapus posisi iklan yg jarang diklik, biar speednya nambah dikit
Setahu saya bakal sama saja karena script eksternal dengan URL yang sama, meski di-load berulang2 tidak akan memberatkan. Mirip2 dengan ketika kita pakai resource hint preload atau HTPP/2 server push. Bahasa sederhananya, browser sudah cukup pintar untuk tidak melakukan download ulang external asset yang sama.
Namun begitu, demi kerapian saya pakai script utama Adsense-nya (